MAKALAH
FISIKA
Listrik Statis
Disusun Oleh :
|
Kelas XI TKR 2
SMK YASEMI KARANGRAYUNG
TAHUN PELAJARAN
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Listrik Statis ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Devi Oktaviani,S.Pd selaku
Guru mata Pelajaran kimia yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Listrik Statis. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Karangrayung , Februari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang ………………………………………………………………
B. Rumusan
Masalah ………………………………………………………
BAB II
PEMBAHASAN
Gaya Coulomb …………………………………………………………….
Medan Listrik ………………………………………………..…..………
Potensial Listrik
Dan Energy Potensial Muatan ……………………………..
Distribusi Muatan
Pada Bola Konduktor Pejal …………………………………
Distribusi Muatan
Pada Bola Konduktor Berongga…………………………….
Kuat Medan
Listrik Antara Dua Pelat Sejajar Bermuatan………………………
Kapasitor………………………………………………………………………..
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………….
Saran………………………………………………………………………….
Daftar
Pustaka………………………………………………………..
BAB
1
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Di dalam
kehidupan kita sehari-hari kata listrik bukan merupakan hal yang asing lagi.
Banyak peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik, misalnya setrika,
radio, televisi, lemari es, kipas angin, mesin jahit listrik, magic jar, dan
mesin cuci. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam kehidupan kita energi listrik
sudah menjadi kebutuhan pokok. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari
listrik. Dalam ilmu fisika, listrik dibedakan menjadi dua macam, yaitu listrik
statis dan listrik dinamis. Listrik statis mempelajari sifat kelistrikan suatu
benda tanpa memperhatikan gerakan atau aliran muatan listrik.
Dalam ilmu
fisika disebut elektrostatika. Sebaliknya, jika memperhatikan adanya muatan listrik yang bergerak atau
mengalir, maka disebut listrik dinamis atau elektrodinamika. Thales dari Milete
(540 – 546 SM) adalah ahli pikir Yunani purba, yang menurut sejarahnya bahwa
gejala listrik statis terjadi pada batu ambar yang digosok dengan bulu.
Ternyata batu ambar tersebut dapat menarik benda-benda ringan yang lain
misalnya bulu ayam. Dalam bahasa Yunani batu ambar sering disebut elektron.
Benda-benda
tertentu yang telah digosok dapat menarik benda-benda kecil yang ada di
sekitarnya. Benda-benda yang telah digosok dan dapat menarik benda kecil yang
ada di sekitarnya ini disebut benda yang telah bermuatan listrik.
Benjamin
Franklin (1706-1790) adalah seorang negarawan terkemuka dan
membantu dalam penyusunan undangundang Amerika Serikat.
Dia juga seorang pengarang, penerbit, filsuf, dan
ilmuwan. Selain penangkal petir, dia menciptakan kursi
goyang, kompor berbahan bakar kayu, dan kacamata dua fokus.
Pada tahun 1770, dia menemukan arus hangat di Samudra Atlantik
yang diberi nama Gulf Stream (Arus Teluk).
|
Cara
tradisional untuk memperoleh benda bermuatan listrik bisa dilakukan dengan
gosokan. Jika dua benda saling digosokkan, maka elektron dari benda yang satu
akan pindah ke benda yang lain, sehingga benda yang kehilangan elektron akan
bermuatan positif dan benda yang menerima pindahan elektron akan bermuatan
negatif. Menurut Benjamin Franklin (1706–1790), adanya perpindahan muatan dari
benda satu ke benda yang lain merupakan implikasi dari hukum kekekalan muatan,
artinya pada saat terjadi gosokan antara dua benda, tidak menciptakan muatan listrik baru namun prosesnya
merupakan perpindahan muatan dari satu benda ke benda yang lain.
Sebenarnya
untuk perpindahan elektron antara dua benda keduanya tidak perlu
digosok-gosokkan, cukup dikontakkan atau ditempelkan saja, tetapi dengan saling
digosokkan, maka perpindahan elektron akan lebih mudah. Mengapa?
Jika ingin memperoleh logam bermuatan dengan cara gosokan, maka logam itu harus diisolasi dari tanah agar muatannya tidak dinetralkan, karena adanya aliran elektron ke tanah bila bendanya bermuatan negatif, atau sebaliknya elektron dari tanah bila benda tersebut bermuatan positif. Atau jika pemegang tidak pakai sepatu yang bersifat isolator maka muatan listrik bisa mengalir melalui tangan, badan, dan kaki si pembuat eksperimen.
Seorang ahli
telah menyusun deret benda-benda, lihat Tabel 7.1! Deret benda tersebut
menunjukkan bahwa benda akan memperoleh muatan negatif bila digosok dengan
sembarang benda di atasnya, dan akan memperoleh muatan positif bila digosok
dengan benda di bawahnya. Deret semacam ini dinamakan deret tribolistrik.
B. Rumusan Masalah
ü Apa yang dimaksud dengan Listrik
Statis?
ü
BAB
II
LANDASAN
TEORI
a.
GAYA COULOMB
Hukum Coulomb
Tinjaulah interaksi antara
dua benda bermuatan yang dimensi geometrinya dapat diabaikan terhadap jarak
antar keduanya. Maka dalam pendekatan yang cukup baik dapat dianggap bahwa
kedua benda bermuatan tersebut sebagai titik muatan. Charles Augustin de Coulomb(1736-1806)
pada tahun 1784 mencoba mengukur gaya tarik atau gaya tolak listrik antara dua
buah muatan tersebut. Ternyata dari hasil percobaannya, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Pada jarak yang tetap,
besarnya gaya berbanding lurus dengan hasil kali muatan dari masing-masing
muatan.
- Besarnya
gaya tersebut berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan.
- Gaya
antara dua titik muatan bekerja dalam arah sepanjang garis penghubung yang
lurus.
- Gaya
tarik menarik bila kedua muatan tidak sejenis dan tolak menolak bila kedua
muatan sejenis.
Hasil penelitian tersebut
dinyatakan sebagai hukum Coulomb, yang secara matematis:
k adalah tetapan
perbandingan yang besarnya tergantung pada sistem satuan yang digunakan. Pada
sistem SI, gaya dalam Newton(N), jarak dalam meter (m), muatan dalam Coulomb (
C ), dan k mempunyai harga :
sebagai
konstanta permitivitas ruang hampa besarnya = 8,854187818 x 10-12 C2/Nm2. Gaya
listrik adalah besaran vektor, maka Hukum Coulomb bila dinyatakan dengan notasi
vector menjadi :
Dimana r12 adalah jarak
antara q1 dan q2 atau sama panjang dengan vektor r12, sedangkan r12 adalah
vektor satuan searah r12. Jadi gaya antara dua muatan titik yang masing-masing
sebesar 1 Coulomb pada jarak 1 meter adalah 9 x 109 newton, kurang lebih sama
dengan gaya gravitasi antara planet-planet.
Dua muatan
listrik sejenis tolak-menolak dan dua muatan listrik tidak sejenis
tarik-menarik. Ini berarti antara dua muatan listrik timbul gaya listrik
(tolak-menolak atau tarikmanarik). Hubungan gaya tarik atau tolak antara dua
bola bermuatan dengan jarak kedua muatan diteliti oleh seorang pakar fisika
berkebangsaan Prancis bernama Charles Coulomb, pada 1785. Peralatan yang
digunakan pada eksperimennya adalah neraca puntir yang mirip dengan neraca
puntir yang digunakan oleh Cavendish pada percobaan gravitasi. Bedanya, pada
neraca puntir Coulomb massa benda digantikan oleh bola kecil bermuatan.
Untuk
memperoleh muatan yang bervariasi, Coulomb menggunakan cara induksi. Sebagai
contoh, mula-mula muatan pada setiap bola adalah qo, besarnya muatan
tersebut dapat dikurangi ingga menjadi 1/2 qo dengan cara
membumikan salah satu bola agar muatan terlepas kemudian kedua bola dikontakkan
kembali. Hasil eksperimen Coulomb menyangkut gaya yang dilakukan muatan titik
terhadap muatan titik lainnya adalah :
"besarnya
gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua benda bermuatan listrik (yang
kemudian disebut gaya Coulomb) berbanding lurus dengan muatan masing-masing
benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda
tersebut."
sehingga
persamaan yang dapat ditulis menjadi :
Keterangan : F
: Gaya Colulomb ( N )
k : Bilangan
konstanta 1/4πε = 9.109 Nm2/C2
q1,q2 :
Muatan listrik pada benda 1 dan 2 ( C )
r : Jarak
antara dua muatan ( m )
Agar lebih
mudah dimengerti perhatikan ilustrasi gambar di bawah ini.
Gambar 1
Gambar 2
Pada gambar 1
partikel memiliki muatan yang berbeda, sehingga partikel tersebut saling tarik
menarik. kedua partikel tersebut memiliki jarak sehingga dapat mempengaruhi
besar gaya coulomb yang dihasilkan. Sama halnya dengan gambar 2 yang memiliki
muatan yang sama sehingga terjadi tolak-menolak antar kedua muatan tersebut.
Kedua muatan terpisah dengan jarak r. Semakin besar jarak antara kedua partikel
tersebut maka semakin kecil gaya Coulombnya. Sehingga jarak kedua partikel
menjadi berbanding terbalik dengan F ( gaya Coulomb).Gaya Coulomb sebanding
dengan kedua muatannya.
Gaya Coulomb
termasuk besaran vektor. Apabila pada sebuah benda bermuatan dipengaruhi oleh
benda bermuatan listrik lebih dari satu, maka
besarnya gaya Coulomb yang bekerja pada benda itu sama dengan jumlah vektor dari masing-masing gaya coulomb yang ditimbulkan oleh masing-masing benda bermuatan tersebut.
besarnya gaya Coulomb yang bekerja pada benda itu sama dengan jumlah vektor dari masing-masing gaya coulomb yang ditimbulkan oleh masing-masing benda bermuatan tersebut.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya
gaya coulomb merupakan gaya interaksi pada dua partikel yang memiliki jarak.
Bagaimana dengan interaksi dengan tiga partikel muatan listrik yang saling
berinteraksi ? Kita dapat mencari gaya coulomb dengan cara menjumlahkan vektor
dari gaya yang dihasilkan tiap partikel yang menjadi acuannya. Ada beberapa
keadaan yang dapatkita hitung dengan gaya rersultannya.
1 Posisi partikel segaris.
Perhatikan gambar di atas. Partikel pada
gambar tersebut posisinya segaris dengan posisi partikel yang lainnya. Pada
gambar tersebut partikel yang dihitung resultannya adalah F1. Ingat
bahwa gaya coulomb merupakan besaran vektor. Jadi arah vektor sangat menentukan
besarnya resultan yang terjadi pada F1. Sehingga persamaan untuk
partikel yang sejajar adalah :
Seperti pada gambar sebelumnya terlihat
bahwa arah vektor yang dihasilkan berbeda pada setiap penghitungan gaya
masing-masing muatan. Gaya yang arah vektornya ke kanan maka dianggap positif
dan gaya yang arahnya ke kiri maka dianggap negatif. jadi penjumlahan resultan
vektor pada haya Coulomb tergantung pada arah dari vektor itu sendiri.
2. Posisi Partikel tidak sejajar
Gambar di atas terlihat bahwa partikel
dalam posisi tida segaris. Sehingga dalam posisinya memiliki sudut antara
partikel yang lain. Pada gambar ini yang dicari F resultannya adalah F1.
F13 merupakan interaksi pada partikel q1 dan q3 yang
merupakan saling tolak menolak. F12 merupakan interaksi gaya
pada q1 dan q3 dan saling tarik menarik. Jika
dihubingkan seperti pada gambar akan membentuk sudut Θ sehingga F resultan ada
pada F1. Sehingga persamaan gaya resultannya akan menjadi :
B.
MEDAN LISTRIK
Interaksi listrik antara partikel
bermuatan dapat dirumuskan dengan menggunakan konsep medan listrik. Untuk
menjelaskan pengertian medan listrik, perlu kiranya difahami dahulu arti medan
itu sendiri. Medan adalah suatu besaran yang mempunyai harga pada tiap titik
dalam ruang. Suatu muatan listrik menghasilkan medan listrik di daerah
sekeliling muatan tersebut. Selanjutnya medan ini mengerjakan gaya pada setiap
muatan lainnya yang berada pada daerah tersebut.
Dengan demikian, medan listrik atau
medan gaya listrik dapat diartikan sebagai besaran yang memiliki harga gaya
listrik pada tiap titik dalam ruang tersebut.
Gambar 4.1.8 Ilustrasi Medan Listrik
Misalkan benda A bermuatan q
menghasilkan medan listrik di titik P. Bila di titik P diletakkan benda B
bermuatan qo, maka medan listrik ini mengerjakan gaya F pada
muatan B. Jika besar muatan benda B adalah qo, maka didefinisikan
medan listrik (E) itu sebagai gaya (F) yang dialami oleh benda B
per satuan muatan qo.
E = F/qo =k = k= ...........................................................(4.1.3)
Jadi, medan lisrik itu adalah gaya per
satuan muatan, dan medan listrik merupakan besaran vektor.
Medan listrik dapat digambarkan dengan
garis-garis gaya listrik yang menjauh (keluar) dari muatan positif dan masuk
muatan negatif. Garis-garis digambar simetris, meninggalkan atau masuk ke
muatan. Jumlah garis yang masuk/meninggalkan muatan sebanding dgn besar muatan.
Kerapatan garis-garis pada sebuah titik sebanding dengan besar medan listrik di
titik itu. Gari-garis gaya itu, tidak ada yang berpotongan. Garis-garis medan
listrik di dekat tiap muatan hampir radial. Garis-garis medan listrik yang
sangat rapat di dekat setiap muatan menunjukkan medan listrik yang kuat di
sekitar daerah ini. Perhatikan Gambar 4.1.10.
Gambar 4.1.10. Garis-garis gaya
Jika medan listrik di suatu titik itu
disebabkan oleh banyak muatan, maka kuat medan listrik E adalah merupakan
jumlah vektor medan oleh masing-masing muatan itu.
E =E1 + E2 + E3 +
. . . = Σ Ei
E = + + . . .
E = .....................................................................(4.1.4)
Benda yang bermuatan listrik dikelilingi
sebuah daerah yang disebut medan listrik. Dalam medan ini, muatan listrik dapat
dideteksi. Menurut Faraday (1791- 867), suatu medan listrik keluar dari setiap
muatan dan menyebar ke seluruh ruangan. Untuk memvisualisasikan medan listrik,
dilakukan dengan menggambarkan serangkaian garis untuk menunjukkan arah medan
listrik pada berbagai titik di ruang, yang disebut garis-garis gaya listrik.
Untuk lebih jelasnya lihatlah gambar ilustrasi berikut.
Gambar a merupakan partikel bermuatan
positif. Garis-garis yang keluar dari partikel a disebut dengan medan listrik.
Arah medan listrik pada gambar a keluar dari partikel bermuatan positif.
Perhatikan pada gambar b, pada gambar tersebut merupakan partikel bermuatan
negatif. sama dengan gambar a garis-garis yang ada pada gambar b merupakan
medan listrik. Bedanya dengan partikel bermuatan positif, arah medan listrik
pada partikel bermuatan negatif menuju pusat arah partikel. Dari pembahasan ini
kita dapat menjelaskan bagaimana dua partikel yang sejenis tolak-menolak dan
partikel yang lain jenis tarik menarik. Agar lebih jelas perhatikan ilustrasi
gambar berikut ini.
Gambar a merupakan interaksi dua
partikel yang berlainan jenis. Perhatikan garis medan listriknya, garis dari
partikel postif menuju partikel negatif.Ini menjeelaskan mengapa dua partikel
tersebut dapat tarik menarik. Pada gambar b dapat kita lihat partikel yang
muatanya sama. Garis medan listrik pada partikel tersebut saling menjauhi satu sama
lain. Sehingga kedua partikel tersebut saling tolak-menolak.
Besar Medan Listrik
Ukuran kekuatan dari medan listrik pada
suatu titik, didefinisikan sebagai gaya per satuan muatan pada muatan listrik
yang ditempatkan pada titik tersebut, yang disebut kuat medan listrik (E ).
Jika gaya listrik F dan muatan adalah q, maka secara matematis kuat medan
listrik dirumuskan:
Persamaan persamaan di atas untuk
mengukur medan listrik di semua titik pada ruang, sedangkan medan listrik pada
jarak r dari satu muatan titik Q adalah:
Sehingga menjadi :
Keterangan E : Medan Listrik ( N/C )
k : Bilangan Konstanta ( Nm2 /C2)
q,Q : Muatan Listrk ( C )
r : Jarak antara muatan ( m )
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa E
hanya bergantung pada muatan Q yang menghasilkan medan tersebut.
C.
POTENSIAL LISTRIK DAN ENERGI POTENSIAL MUATAN
1. Energi Potensial Listrik
Konsep energi sangat berguna dalam
mekanika. Hukum kekekalan energi memungkinkan kita memecahkan persoalan-persoalan
tanpa perlu mengetahui gaya secara rinsi. Sebagai contoh gaya gravitasi menarik
suatu benda menuju ke permukaan bumi. Baik gaya gravitasi Fg maupun kuat medan
gravitasi (percepatan gravitasi=g) berarah vertikal ke bawah.
Jika mengangkat sebuah benda melawan
gaya gravitasi bumi, itu berarti kita melakukan usaha pada benda, dan sebagai
akibatnya energi potensial gravitasi benda bertambah
( gambar 1)
Konsep energi juga
berguna dalam listrik. Gaya listrik F yang dikerjakan pada suatu muatan Uji positif
q’ oleh suatu muatan negatif adalah mengarah ke muatan negatif. Vektor kuat
medan listrik E= F/q’, juga mengarah ke muatan negatif.
Untuk menggerakkan muatan uji menjauhi
muatan negatif, kita harus melakukan usaha pada muatan uji. Sebagai akibatnya
energi potensial listrik muatan uji bertambah (gambar 2).
Gamba
1
Gambar 2
Konsep energi potensial listrik,
mirip dengan konsep energi potensial garavitasi. Untuk itu kita akan menurunkan
rumus Energi Potensial Listrik sebagai berikut :
Usaha yang dilakukan gaya (Fw), untuk memindahkan
muatan penguji +q’, dari titik P ke Titik Q adalah W =- Fw . S =
-Fw.Δr=-F.(r2-r1)
W adalah besaran skalar, gaya F
diberi tanda (-) negatif karena gaya Coulomb berlawanan arah dengan arah
perpindahah Fw=Fq = gaya Coulomb.
W = -k.Q q’/r1 2 x (r2-r1) = –
kQ.q’/r1.r2 (r2-r1)
W = -k Q.q'(1/r1 – 1/r2)= k
Q.q'(1/r2-1/r1)
W = k Q.q'(1/r2-1/r1) = Δ EP = EP2 – EP1
Jadi usaha yang dilakukan W=
pertambahan energi Potensial.
Kesimpulan : Energi Potensial
Listrik adalah usaha yang dilakukan gaya Coulomb, untuk
memindahkan muatan uji +q’ dari suatu titik ke titik lainnya.
Jika titik Q, berada di jauh tak
terhingga,sehingga r2= ˜ dan 1/r2=0 maka Energi Potensial Listrik dapat
dirumuskan sebagai berikut: Energi Potensial Listrik dari dua muatan Q dan q’
adalah :
E= Energi Potensial Listrik satuannya
Joule
k = Konstanta = 9.109 N C-2 m2, r= jarak
(m)
Q + muatan sumber, q’= muatan uji
(Coulomb)
2. Potensial Listrik (V)
Potensial listrik adalah energi
potensial per satuan muatan penguji , rumus potensial listrik sebagai berikut
: V = Ep /q’ atau seperti pada gambar berikut
V = k Q/r
V = Potensial Listrik (Volt)
k = Konstanta Listrik = 9.109 NC-2 m2
Q = Muatan sumber (Coulomb)
r = jarak dari muatan sampai titik P
C. DISTRIBUSI MUATAN PADA BOLA KONDUKTOR
PEJAL
Jika konduktor pejal dalam keadaan setimbang membawa
suatu muatan, maka muatan itu tinggal di permukaan luar konduktor tersebut.
Medan listrik di luar konduktor tersebut tegak lurus dengan permukaannya dan
medan listrik pada bagian dalamnya bernilai nol.
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa pada setiap
titik di permukaan konduktor bermuatan dalam keadaan setimbang memiliki
potensial listrik yang sama. Tinjau dua titik A dan B pada permukaan
konduktor bermuatan tersebut seperti pada gambar berikut.
Sepanjang lintasan yang menghubungkan kedua titik A
dan B, medan E selalu tegak lurus dengan perpindahan ds;
sehingga E . ds = 0. Dengan menggunakan hasil ini
dan persamaan 25.3, dapat disimpulkan bahwa beda potensial antara A
dan B adalah nol:
Hasil ini berlaku untuk dua titik pada permukaan
konduktor. Dengan demikian, V konstan pada semua bagian permukaan konduktor
bermuatan dalam keadaan setimbang. Dengan kata lain, permukaan konduktor
bermuatan yang berada dalam kesetimbangan elektrostatik merupakan permukaan
ekipotensial, karena medan listrik bernilai nol di dalam konduktor, sehingga
dapat disimpulkan bahwa potensial listrik adalah konstan pada semua bagian
konduktor dan nilainya sama dengan potensial listrik di permukaan konduktor.Karena
itu pula, tidak diperlukan usaha untuk memindahkan muatan uji dari bagian dalam
suatu konduktor bermuatan ke permukaannya.
Tinjau sebuah bola konduktor logam yang pejal dengan
jari-jari R dan memiliki muatan positif total Q. Medan listrik di luar bola
tersebut adalah k Q/r2 dan mengarah radial ke luar. Potensial
listrik di dalam dan di permukaan bola adalah k Q/R.
Ketika sebuah muatan ditempatkan pada permukaan
konduktor sferis, rapat muatan di permukaan adalah seragam. Akan tetapi, jika
konduktor tersebut tidak sferis, maka rapat muatan permukaannya tinggi pada
tempat yang radius kelengkungannya kecil, dan kerapatannya rendah pada radius
kelengkungan yang besar. Karena medan listrik di luar konduktor sebandong
dengan rapat muatanpermukaan, tampak bahwa medan listrik besar di sekitar titik cembung yang memiliki radius kecil
dan mencapai nilai sangat tinggi pada titik-titik yang lancip.
Hukum Gauss dapat digunakan untuk menghitung kuat
medan listrik dari suatu system muatan yang terdistribusi seragam. Tetapi kita
batasi masalah kita untuk konduktor-konduktor
yang memiliki simetri tinggi, seperti: konduktor dua keeping sejajar dan konduktor bola pejal yang distribusi muatannya seragam.
yang memiliki simetri tinggi, seperti: konduktor dua keeping sejajar dan konduktor bola pejal yang distribusi muatannya seragam.
Misalkan luas tiap keeping A dan masing-masing keeping
diberi muatan sama tetapi berlawanan jenis +q dan –q. Kita definisikan rapat
muatan listrik, _, sebagai muatan.
persatuan luas:
q
s = –
A
s
E = –
E0
persatuan luas:
q
s = –
A
s
E = –
E0
D. DISTRIBUSI MUATAN PADA BOLA KONDUKTOR
BERONGGA
Jika konduktor bola berongga diberi muatan, maka
muatan itu tersebar merata di permukaan bola (di dalam bola itu sendiri tak ada
muatan). Untuk menentukan kuat medan listrik di dalam bola, pada kulit bola,
dan di luar bola, kita dapat gunakan hukum Gauss.
Untuk menentukan medan listrik di dalam bola dengan
menggunakan hukum Gauss, pertama-tama kita buat permukaan Gauss di dalam bola
(r<R). Muatan yang dilingkupi oleh permukaan sama dengan nol sebab di dalam
bola tidak ada muatan (q=0).
Gambar 4.1.19. Konduktor bola berongga
Dengan menggunakan persamaan:
EA =
E =
Jadi, di dalam bola kuat medan listrik sama dengan
nol.
Sekarang, kita buat permukaan II Gauss di luar bola
(r > R). Muatan yang dilingkupi oleh permukaan II ini sama dengan muatan
bola q, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1.19. Kuat medan listrik
di luar bola, yaitu:
EA =
E = ...................................................(4.1.9)
Medan Listrik Pada Bola Konduktor Berongga
Jika sebauh bola konduktor dimuati ( misal muatan positif ), maka distribusi muatan tersebut akan mengikuti sifat interaksi muatan. Karena muatan-muatan sejenis tolak-menolak, maka distribusi muatan pada bola konduktor bola berongga berada dipermukaan bola, sedang di dalam bola tidak terdapat muatan.
- Maka
Besarnya kuat medan listrik di a ( di dalam bola )
jari-jari < r adalah nol ( Ea = 0 ).
- Besarnya
medan listrik dipermukaan bola dapat dihitung dengan rumus
E = kQ/r2 dengan r jari-jari bola; dan
- Besarnya
kuat medan listrik di luar bola konduktor beronga dapat dihitung dengan
rumus
E = kQ/R2 dengan R jarak titik yang ditinjau dihitung dari pusat bola.
Bila konduktor bola berongga diberi muatan maka
muatan itu tersebar merata di permukaan
bola (di dalam bola itu sendiri tidak ada muatan).
bola (di dalam bola itu sendiri tidak ada muatan).
Di dalam bola (r<R) – E = 0
Di kulit dan di luar bola (r _ R) – E = R
F. KUAT MEDAN LISTRIK ANTARA DUA PELAT
SEJAJAR BERMUATAN
Dua plat sejajar yang bermuatan listrik
dapat menyimpan energi listrik karena medan listrik timbul di antara dua plat
tersebut. Kuat medan listrik di dalam dua plat sejajar yang bermuatan listrik
adalah Yaitu: σ = rapat muatan dari plat yang memiliki satuan C/m2 ε0 =
permitivitas ruang hampa Kita juga dapat menghitung kuat medan listrik dari
sebuah bola konduktor berongga yang bermuatan listrik, yaitu sebagai berikut.
Di dalam bola (r < R), E = 0 Di kulit atau di luar rongga (r > R), Gaya
Coulomb Gaya coulomb atau gaya listrik yang timbul antara benda-benda yang
bermuatan listrik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu sebanding besar muatan
listrik dari tiap-tiap benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
benda-benda bermuatan listrik tersebut. gaya coulomb antara dua benda bermuatan
listrik Jika benda A memiliki muatan q1 dan benda B memiliki muatan q2 dan
benda A dan benda B berjarak r satu sama lain, gaya listrik yang timbul di
antara kedua muatan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut Yaitu: F = gaya
listrik atau gaya coulomb (newton ) k = konstanta kesebandingan yang besarnya 9
x 109 N m2 C–2 muatan q dihitung dalam satuan coulomb (C) konstanta k juga
dapat ditulis dalam bentuk dengan ε0 adalah permitivitas ruang hampa yang
besarnya 8,85 x 10–12 C2 N–1 m–2 Gaya listrik merupakan besaran vektor sehingga
operasi penjumlahan antara dua gaya atau lebih harus menggunakan konsep vektor,
yaitu sesuai dengan arah dari masing-masing gaya. Secara umum, penjumlahan
vektor atau resultan dari dua gaya listrik F1 dan F2 adalah sebagai berikut: 1.
Untuk dua gaya yang searah maka resultan gaya sama dengan penjumlahan dari
kedua gaya tersebut. Adapun, untuk dua gaya yang saling berlawanan, resultan
gaya sama dengan selisih dari kedua gaya R = F1 + F2 dan R = F1 – F2 2. Untuk
dua gaya yang saling tegak lurus, besar resultan gayanya adalah 3
G. KAPASITOR
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah
suatu alat yang dapat menyimpan energi di
dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan
listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael
Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor",
namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama
disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada
tahun 1782 (dari
bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk
menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya.
Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa
Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia
"condensatore", bahasa
Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau SpanyolCondensador.
- Kondensator diidentikkan mempunyai
dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta
memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk
tabung.
- Sedangkan jenis yang satunya lagi
kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif
atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna
coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap
negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini
kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan
digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering
disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu
elektronika disingkat dengan huruf (C).
Satuan dari kapasitansi kondensator
adalah Farad (F).
Namun Farad adalah satuan yang terlalu besar, sehingga digunakan:
- Pikofarad () =
- Nanofarad () =
- Microfarad () =
Kapasitansi dari kondensator dapat
ditentukan dengan rumus:
:
Kapasitansi
: permitivitas hampa
: permitivitas relatif
:
luas pelat
:jarak
antar pelat/tebal dielektrik
Adapun cara memperbesar kapasitansi
kapasitor atau kondensator dengan jalan:
1.
Menyusunnya
berlapis-lapis.
2.
Memperluas
permukaan variabel.
3.
Memakai bahan
dengan daya tembus besar.
Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya,
Kapasitor dapat dibagi menjadi 2 Jenis yaitu Kapasitor Nilai Tetap dan
Kapasitor Variabel. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya untuk
masing-masing jenis Kapasitor .
1. Kapasitor Keramik (Ceramic
Capasitor)
Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang
Isolatornya terbuat dari Keramik dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi
empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki arah atau polaritas, jadi dapat
dipasang bolak-balik dalam rangkaian Elektronika. Pada umumnya, Nilai Kapasitor
Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01µF.
Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip
Capasitor) umumnya terbuat dari bahan Keramik yang dikemas sangat kecil untuk
memenuhi kebutuhan peralatan Elektronik yang dirancang makin kecil dan dapat
dipasang oleh Mesin Produksi SMT (Surface Mount Technology) yang berkecepatan
tinggi.
2. Kapasitor Polyester (Polyester
Capacitor)
Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang
isolatornya terbuat dari Polyester dengan bentuk persegi empat. Kapasitor
Polyester dapat dipasang terbalik dalam rangkaian Elektronika (tidak memiliki
polaritas arah)
3. Kapasitor Kertas (Paper
Capacitor)
Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang
isolatornya terbuat dari Kertas dan pada umumnya nilai kapasitor kertas
berkisar diantara 300pf sampai 4µF. Kapasitor Kertas tidak memiliki polaritas
arah atau dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian Elektronika.
4. Kapasitor Mika (Mica Capacitor)
Kapasitor Mika adalah kapasitor yang
bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya
berkisar antara 50pF sampai 0.02µF. Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak
balik karena tidak memiliki polaritas arah.
5. Kapasitor Elektrolit (Electrolyte
Capacitor)
Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor
yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit (Electrolyte) dan berbentuk
Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan ELCO ini sering
dipakai pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi (Capacitance)
yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas arah Positif (-) dan
Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus dan sekaligus
sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar
dari 0.47µF hingga ribuan microfarad (µF). Biasanya di badan Kapasitor
Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan
Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan, Kapasitor Elektrolit dapat
meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan melampui batas
kamampuan tegangannya.
6. Kapasitor Tantalum
Kapasitor Tantalum juga memiliki
Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti halnya Kapasitor Elektrolit
dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan Kapasitor
Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai
Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih
tinggi dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga memiliki kapasintansi
yang besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh
karena itu, Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal.
Pada umumnya dipakai pada peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di
Handphone dan Laptop
1. VARCO (Variable Condensator)
VARCO (Variable Condensator) yang
terbuat dari Logam dengan ukuran yang lebih besar dan pada umumnya digunakan
untuk memilih Gelombang Frekuensi pada Rangkaian Radio (digabungkan dengan Spul
Antena dan Spul Osilator). Nilai Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai
500pF
2. Trimmer
Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel
yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga memerlukan alat seperti Obeng untuk
dapat memutar Poros pengaturnya. Trimmer terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan
oleh selembar Mika dan juga terdapat sebuah Screw yang mengatur jarak kedua
pelat logam tersebut sehingga nilai kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer
dalam Rangkaian Elektronika berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang
Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi Trimmer hanya maksimal sampai 100pF.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari makalah
pembahasan listrik statis dapat ditarik kesimpulan diantaranya :
1. Listrik
statis (electro static) merupakan keadaan suatu benda yang mengandung muatan
listrik dalam keadaan statis (diam)/tidak mengalir.
2. Perbedaan
atom netral, positif, dan negatif :
a) Bila
di dalam intinya terdapat muatan positif(proton) yang jumlahnya sama dengan
muatan negatif (elektron) pada kulitnya maka disebut atom netral.
b) Bila
jumlah muatan positif(proton) pada inti lebih banyak daripada muatan
negatif(elektron) pada kulit atom yang mengelilinginya maka disebut atom
positif.
c) Bila
jumlah muatan positif(proton) pada inti lebih sedikit daripada jumlah muatan
negatif(elektron) pada kulit atom maka disebut atom negatif.
3. Benjamin
franklin mengatakan muatan listrik ada dua yaitu muatan positif dan negatif.
Adapun sifat-sifat muatan listrik yaitu :
a) Dua
muatan yang sejenis apabila didekatkan maka akan tolak menolak
b) Dua
muatan yang tidak sejenis apabila didekatkan maka akan tarik menarik
4. Pada
tahun 1785 Charles Agustin Coulomb melakukan percobaan dan ia menyimpulkan
bahwa: “Besarnya gaya tarik menarik atau tolak menolak antara dua benda
bermuatan listrik sebanding dengan besar muatan masing-masing dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda”.
Secara
matematis dituliskan : F = k.
5. Gaya
listrik dapa mempengaruhi muatan listrik pada sekitar medan listrik.
Garis-garis gaya listrik selalu berasal dari muatan positif menuju muatan
negatif. Garis-garisnya tidak pernah berpotongan serta semakin rapat garis gaya
maka semakin kuat medan listriknya.
6. Ada
pun manfaat dan penerapan listrik statis dalam kehidupan sehari-hari antara
lain :
a) Pada
Generator van de Gaff
b) Pada
cat semprot
c) Mesin
Foto Kopi, dll.
Saran
Dalam
penyusunan makalah ini sebaiknya disusun
denngan menggunakan praktik agar siswa mampu memahami mengenai listrik statis serta
mempraktekan hokum-hukum yang ada di dalamnya. Meski didalamnya terdapat banyak
sekali rumus-rumus namun jika kita mampu belajar dan lebih lagi sering
mengkutak katik rumus tersebut agar kita bisa lebih mudah menerapkannya.
DAFTAR
PUSTAKA
mantap, blogwalking yuk ke yansuwar.com
BalasHapus